fakta dan Sejarah Laut Mati – Berikut ini merupakan cerita yang paling terkenal di dunia, yaitu tentang hancurnya kaum homoseksual, serta tentang Fakta dan Sejarah Laut Mati. Semoga nantinya bisa menambah wawasan diantara kita.
Dalam berbagai penelitian yang dilakukan, peristiwa atau lokasi
kejadian diazabnya umat Luth AS ini adalah di Kota Sodom, di daerah yang
sekarang dikenal dengan nama Laut Mati atau di danau Luth yang terletak
di perbatasan antara Israel dan Yordania.
Berikut ini cerita mengenai dihancurkannya umat Nabi Luth tersebut
dalam Alquran. “Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia,
dan kamu tinggalkan istri-istri yang dijadikan Tuhanmu untukmu, bahkan
kamu adalah orang-orang yang melampaui batas.” (QS Asy-Syu’araa [26]:
165-166)
Ajakan Nabi Luth ini justru ditolak oleh umatnya. Bahkan, tatkala
Allah SWT mengutus dua orang malaikat dalam wujud manusia kepada Nabi
Ibrahim dan Luth (QS Adz-Dzaariyaat [51]: 32, Hud [11]: 62-81), mereka
malah meminta Luth untuk menyerahkan kedua tamunya itu untuk dinikahkan
kepada mereka. Lalu, Allah menghancurkan umat Luth ini akibat
perbuatannya.
Dijelaskan umat Nabi Luth ini dihancurkan dengan cara
dijungkirbalikkan (yang atas ke bawah, dan bawah ke atas) lalu dihujani
dengan batu belerang yang terbakar secara bertubi-tubi. Selama ribuan
tahun terkubur, kini jejak atau sisa-sisa kehancuran umat Nabi Luth ini
berhasil ditemukan oleh para ahli arkeologi di sekitar Laut Mati.
Pada tahun 1924 seorang ahli purbakala William Albright melakukan
penelitian disekitar laut mati. Beberapa orang yang bersama William
Albright mencari keberadaan sisa-sisa Kota Sodom dan Gomorah, hingga
akhirnya mereka menemukan situs purbakala Bab-Edh-dhra (baca: Babhedra).
Bab-edh-dhra adalah makam terbesar khas zaman perunggu yang mereka
gali, panjangnya 15 meter dan lebarnya 7 meter. Mereka juga menemukan
makam berisi perhiasan emas dan menggali lebih 700 tembikar yang
merupakan hadiah penguburan, termasuk tempat parfum kecil dan banyak
benda lain, seperti kain. Konon, makam ini telah digunakan selama 1000
tahun lamanya, dari zaman Ibrahim hingga penghancuran Kota Sodom. Namun,
tak ada apa pun untuk mengaitkan pemakaman kuno itu dengan Sodom,
tempat kehidupan Nabi Luth dan umatnya.
Keberadaan umat Nabi Luth di sekitar laut mati ini diperkuat dengan
ulasan National Geographic edisi Desember 1957. “Gunung Sodom, tanah
gersang dan tandus muncul secara tajam di atas Laut Mati. Belum
pernah seorang pun menemukan Kota Sodom dan Gomorah yang dihancurkan,
namum para akademisi percaya bahwa mereka berada di Lembah Siddim yang
melintang dari tebing terjal ini. Kemungkinan air bah dari Laut Mati
menelan mereka setelah gempa bumi.”
Setelah sekian lama tidak ada kabarnya tentang keberadaan umat Nabi
Luth, pada tahun 1967 ahli purbakala lainnya, Paul Lapp dan Thomas
Schaub, melakukan penggalian kembali di sekitar Laut Mati. Dan kemudian,
penggalian diteruskan oleh Werner Keller, seorang ahli arkeologi asal
Jerman di sekitar Laut Mati.
Dengan merujuk pada keterangan Alquran mengenai dijungkirbalikkannya
kota tempat kediaman umat Nabi Luth, Werner Keller menyatakan: “Bersama
dengan dasar dari retakan yang sangat lebar ini, yang persis melewati
daerah ini, Lembah Siddim, termasuk Sodom dan Gomorah, dalam satu hari
terjerumus ke kedalaman. Kehancuran mereka terjadi melalui sebuah
peristiwa gempa bumi dahsyat yang mungkin disertai dengan letusan,
petir, keluarnya gas alam serta lautan api.”
Werner percaya bahwa umat Nabi Luth dihancurkan melalui sebuah gempa
bumi yang sangat hebat. Peristiwa tersebut dilukiskan dengan keterangan
Alquran surah huud. “Kami menghujani mereka dengan batu belerang keras
sebagaimana tanah liat yang terbakar secara bertubi-tubi.”
Berkaitan dengan hal ini, Werner Keller menulis: “Pergeseran patahan
membangkitkan tenaga vulkanik yang telah tertidur lama sepanjang
patahan. Di lembah yang tinggi di Jordania dekat Bashan masih terdapat
kawah yang menjulang dari gunung api yang sudah mati; bentangan lava
yang luas dan lapisan basal yang dalam yang telah terdeposit pada
permukaan batu kapur.”
Tanda-tanda nyata yang disampaikan oleh Danau Luth tentu sangat
menarik. Umumnya, kejadian yang diceritakan dalam Alquran terjadi di
Timur Tengah, Jazirah Arab, dan Mesir. Tepat di tengah-tengah semua
kawasan ini terletak Danau Luth. Danau Luth, serta sebagian peristiwa
yang terjadi di sekitarnya, patut mendapat perhatian secara geologis.
Danau tersebut diperkirakan berada 400 meter di bawah permukaan Laut
Tengah. Karena lokasi terdalam dari danau tersebut adalah 400 meter,
dasarnya berada di kedalaman 800 meter di bawah Laut Tengah. Inilah
titik yang terendah di seluruh permukaan bumi. Di daerah lain yang lebih
rendah dari permukaan laut, paling dalam adalah 100 meter.
Tinggi Kadar Garam
Kandungan garam danau luth sangat tinggi, Laut Mati memiliki
kadar garam 31,5%, kira-kira 8,6 kali lebih tinggi daripada laut yang
lai. Oleh karena itu, tidak ada organisme hidup, semacam ikan atau
lumut, yang dapat hidup di dalam danau ini. Hal inilah yang menyebabkan
Danau Luth sering disebut sebagai “Laut Mati”.
Kejadian yang menimpa kaum Luth yang disebutkan dalam Alquran
berdasarkan perkiraan terjadi sekitar 1.800 SM. Berdasarkan pada
penelitian arkeologis dan geologis, peneliti Jerman, Werner Keller,
mencatat bahwa Kota Sodom dan Gomorah benar-benar berada di Lembah
Siddim yang merupakan daerah terjauh dan terendah dari Danau Luth, dan
bahwa pernah terdapat situs yang besar dan dihuni di daerah itu.
Konon, jika seseorang mendayung melintasi Danau Luth ke titik paling
utara dan matahari sedang bersinar pada arah yang tepat, ia akan melihat
sesuatu yang sangat menakjubkan. Pada jarak tertentu dari pantai dan
jelas terlihat di bawah permukaan air, maka akan tampaklah gambaran
bentuk hutan yang diawetkan oleh kandungan garam Laut Mati yang sangat
tinggi. Batang dan akar di bawah air yang berwarna hijau berkilauan
tampak sangat kuno. Lembah Siddim, di mana pepohonan ini dahulu kala
bermekaran daunnya menutupi batang dan ranting, merupakan salah satu
tempat terindah di daerah ini. Keindahan Laut Mati ini dilukiskan
seperti “like the garden of God.”
Pompei, Ditimpa azab serupa
Kisah-kisah umat terdahulu hendaknya menjadi pelajaran bagi seluruh
umat manusia. Namun banyak yang tidak peduli dengan peringatan tersebut.
Kehancuran umat Nabi Luth yang melakukan hubungan seksual dengan sesama
jenis, rupanya tak cukup menjadi pelajaran dan peringatan.
Itulah yang dilakukan masyarakat di Kota Pompei yang terletak di
sebelah timur Gunung Vesuvius, Kota Naples, Italia. Pompei merupakan
sebuah simbol kemerosotan dari Kekaisaran Romawi yang juga melakukan
perilaku seksual menyimpang sebagaimana umat Luth, dan akhirnya mereka
pun mengalami nasib serupa. Kehancuran Pompei disebabkan oleh letusan
Gunung Vesuvius.
Gunung Vesuvius adalah simbol bagi Italia, terutama Kota Naples.
Karena berdiam diri selama dua ribu tahun terakhir, Vesuvius dinamai
‘Gunung Peringatan.’ Dinamakan demikian, karena bencana yang menimpa
Sodom dan Gomorah sangat mirip dengan bencana yang menghancurkan Pompei.
Catatan historis menyebutkan, Kota Pompei adalah sarang foya-foya dan
perilaku menyimpang. Kota ini dikenal dengan meningkatnya pelacuran
begitu tinggi sampai-sampai jumlah rumah bordil tidak terhitung lagi.
Tiruan alat kelamin dalam ukuran aslinya digantungkan di depan
pintu-pintu rumah bordil. Menurut tradisi yang berakar dari kepercayaan
Mithra ini, organ seksual dan persetubuhan tidak seharusnya
disembunyikan, namun dipertontonkan secara terang-terangan. Hingga
akhirnya, letusan Gunung Vesuvius menghancurkan mereka yang tak sempat
melarikan diri.
Dari beberapa temuan yang dilakukan terhadap Kota Pompei, ditemukan
adanya sebuah keluarga yang sedang menyantap makanan yang membatu saat
itu juga. Bahkan, banyak pasangan ditemukan membatu dalam keadaan sedang
berhubungan badan sesama jenis. Wajah dari beberapa jasad membatu yang
digali dari Pompei tidak rusak, ekspresi wajah-wajah tersebut pada
umumnya menunjukkan kebingungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar