Jumat, 13 Januari 2012

amazone



Ancaman terhadap hutan hujan Amazon di masa depan





Di antara Juni 2000 dan Juni 2008, lebih dari 150.000 km persegi hutan hujan ditebangi di Amazon Brazil. Meski tingkat penggundulan hutan telah melambat sejak 2004, hilangnya hutan diperkirakan akan berlanjut di masa depan.

Berikut adalah tentang penggerak penggundulan hutan di masa lalu, sekarang, dan kemungkinan di masa depan di Amazon Brazil.

Penggerak penggundulan hutan Amazon di masa lalu

Kebanyakan penggundulan hutan di Amazon Brazil telah muncul sejak akhir 1960an saat pemerintahan militer Brazil mulai mensponsori program pembangunan skala besar untuk mendukung kolonisasi di wilayahnya. Rencananya, yang dicanangkan untuk menyediakan kesempatan ekonomi untuk para penduduk miskin tanpa tanah dari daerah-daerah padat di negara dan membangun keberadaan nasional di daerah pedalaman yang luas dan berpenduduk jarang, menawarkan pinjaman bersubsidi kepada mereka yang menetap dan peternak, serta membiayai proyek ambisius jalan tol seperti jalan tol Trans-Amazonian.


Meski Trans-Amazonian gagal memenuhi target-target ekonomi dan sosialnya, ia berhasil membuka bidang-bidang tanah hutan hujan yang sebelumnya susah diakses untuk pembangunan. Perluasan lahan dilakukan untuk ladang rumput hewan ternak intensitas rendah dan agrikultur dasar jangka pendek. Walau hukum melarang pembukaan hutan hingga 50 persen dari kepemilikan penetap, penggundulan hutan menanjak dari tak berarti hingga lebih dari 20.000 km persegi per tahun di tahun 1980an. Proyek infrastruktur raksasa – khususnya bendungan – sebagian ditanggung oleh bank pembangunan multilateral juga telah berkontribusi pada hilangnya hutan skala besar, sementara penebangan hutan memacu ekspansi dari hubungan jalanan tidak resmi dan ekspansi agrikultur bersubsidi.

Saat skema kolonisasi menyusut dan ekonomi melemah di awal 1990an, tingkat penggundulan hutan melambat. Hingga akhir dari dekade, pembukaan hutan menjadi semakin terindustrialisasi, secara besar beralih dengan ekonomi sebagai penggerak penggundulan hutan. Walau pembukaan hutan untuk ladang rumput hewan ternak berlanjut menjadi penyebab terbesar pengubahan hutan, munculnya agrikultur kedelai dengan mekanisasi di wilayah Pará dan Mato Grosso memberikan petunjuk seperti apa dekade selanjutnya dalam hutan hujan terbesar dunia.

Penggerak penggundulan hutan Amazon di masa kini




Grafik pie ini berdasarkan pada angka-angka median untuk tingkatan estimasi. Harap dicatat estimasi rendah untuk pertanian skala besar. Antara tahun 200-2005, perkebunan kacang kedelai menyebabkan persentase yang kecil dari keseluruhan penggundulan hutan langsung. Walau begitu, peran dari kedelai cukup signifikan di Amazon, menggantikan pemilik lahan kecil yang kemudian membuka wilayah hutan yang masih perawan dan menyediakan “pendorong kunci ekonomi dan politis untuk proyek jalan tol dan infrastruktur baru, yang mempercepat penggundulan hutan oleh aktor lain,” menurut Philip Fearnside. Juga penting untuk menyadari bahwa penggundulan hutan ini bukanlah degradasi. Penebangan mempengaruhi wilayah yang sama luas, namun tidak secara langsung menyebabkan penggundulan hutan.
Penggundulan hutan berlanjut digerakkan oleh faktor yang sama dengan tahun 1990an, walau sejak 2000, pembukaan hutan tahunan telah menunjukkan peningkatan ketatnya korelasi dengan harga komoditas, terutama kedelai dan daging sapi, yang telah diuntungkan dari adanya nyaris pemusnahan hewan ternak akibat penyakit kaki dan mulut, serta inovasi agrikultur yang telah mengubah tanah tandus keasaman di wilayah tersebut menjadi lahan yang cocok untuk pertanian kedelai besar. Semakin banyak lahan Amazon yang dijadikan sebagai lahan pertanian, naiknya harga untuk komoditi pun menjadi pendorong terjadinya pembukaan hutan.Ekspansi di daerah ini didukung oleh insentif finansial – termasuk pinjaman bersubsidi – dan “Program Akselerasi Pertumbuhan” (Program for the Acceleration of Growth - PAC) Brazil senilai 43 milyar dollar, sebuah inisiatif yang membiayai kontruksi jalan, pelabuhan, pipa-pipa, bendungan hidroelektrik, dan berbagai peningkatan infrastruktur lain. Di bawah PAC, banyak wilayah Amazon akan dibuka untuk pembangunan, meningkatkan kelangsungan kedelai, kelapa sawit, penebangan, dan produksi daging sapi di daerah yang sebelumnya terpencil.

Hewan Ternak

Pembukaan hutan untuk ladang rumput bagi hewan ternak adalah penggerak terbesar dari penggundulan hutan di Amazon, terhitung lebih dari dua pertiga dari pembukaan hutan tahunan dalam beberapa tahun. Secara tradisional, lahan tersebut telah digunakan untuk penggembalaan dengan intensitas rendah, terutama sebagai kendaraan untuk berspekulasi pada harga tanah, namun ini sedang berubah. Pemasukan modal akhir-akhir ini, dikombinasikan dengan pemusnahan penyakit kaki-dan-mulut serta meningkatnya infrastruktur, telah menuju pada munculnya operasi intensif hingga enam sampai delapan kali jumlah ternak per hektar. Tren ini telah memacu kebangkitan Brazil menjadi eksportir terbesar daging sapi di dunia. Kini, negara ini memiliki lebih dari 200 juta ekor ternak dan rumah-rumah penjagalan di Amazon, dengan produksi lebih dari 40 persen, menurut penelitian tahun 2008 oleh Amigos da Terra Amazônia Brasileira. Sebesar 96 persen pertumbuhan ukuran kawanan ternak negara sejak akhir tahun 2003 telah terjadi di Amazon.

Gelombang harga kedelai dan ternak baru-baru ini bisa menyebabkan kenaikan angka kebakaran hutan. Tabel penggundulan hutan tahunan untuk tahun 2007-2008 belum akan dikeluarkan hingga bulan Agustus 2008.

Kedelai




Ekspansi kedelai di Amazon Brazil, 1990-2005
Total penggundulan hutan dan wilayah perkebunan kacang kedelai di seluruh daerah Amazon Brazil. Keseluruhan perkebunan kacang kedelai hanya menyebabkan sebagian kecil dari penggundulan hutan, namun perannya adalah mempercepat. Lebih jauh, ekspansi kacang kedelai dan pembangunan infrastruktur yang terkait serta pemindahan petani mengakibatkan penggundulan hutan oleh aktor-aktor lain. Catatan: beberapa pertanian kacang kedelai didirikan pada lahan hutan yang telah terdegradasi dan ekosistem cerrado yang bertetanggaan. Karenanya akan menjadi tidak pantas untuk mengasumsikan wilayah penanaman kacang kedelai merepresentasikan peran sebenarnya di penggundulan hutan.


Tingkat penggundulan hutan tahunan dan ekspansi kedelai tahunan untuk daerah di Amazon Brazil, 1990-2005. Harap dicatat bahwa tahun 1995-1996 dan 1998-1999 adalah negatif dan tidak tampak di grafik. Grafik berdasar pada data pemerintah Brazil.
Perkebunan kacang kedelai di Amazon telah meluas dengan cepat di beberapa tahun terakhir akibat meningkatnya infrastruktur di daerah tersebut dan naiknya permintaan akan minyak sayur untuk produksi makanan, industri, dan biodiesel. Sejak tahun 1990 wilayah Amazon yang ditanami kedelai telah meluas pada tingkat 14,1 persen per tahun (16,8 persen per tahun sejak tahun 2000) dan saat ini melingkupi lebih dari 8 juta hektar. Meski perusahaan kedelai terbesar Amazon telah terkena larangan atas pengolahan kedelai di lahan gundul baru sejak Juli 2006, kedelai tetaplah menjadi penggerak tidak langsung penting atas gundulnya hutan di Amazon Brazil dengan menaikkan harga tanah dan menciptakan pendorong untuk peningkatan infrastruktur yang mendukung pembukaan hutan. Di daerah-daerah dimana tanah dan topografinya ssuai untuk perkebunan kedelai dengan mekanisasi, lahan hutan hujan biasanya dibuka untuk peternakan skala kecil dan lantas dijual kepada produsen kedelai dua hingga tiga tahun kemudian. Peternak kemudian berpindah ke daerah lain, dan memacu penggundulan hutan.

Pembukaan oleh pemilik lahan skala kecil

Pembukaan lahan oleh pemilik lahan skala kecil tetap menjadi sumber signifikan pada penggundulan hutan baru di Amazon Brazil. Terlepas dari usaha pemerintah federal baru-baru ini untuk mengekang penggundulan hutan di “Arc of Deforestation”, pada saat yang sama juga mempromosikan kolonialisasi di Amazon. Agensi-agensi termasuk INCRA dan SUFRAMA menempatkan kembali ribuan setiap tahunnya yang kemudian membuka hutan untuk agrikultur atau menjualnya ke pengembang.

Penebangan hutan


Penebangan hutan berlanjut menjadi komponen kunci pada perubahan penggunaan lahan di Amazon Brazil. Meski penggundulan hutan sekaligus melalui pembabatan hutan untuk diambil kayunya jarang di Amazon karena penyebaran alami pohon-pohon yang berharga, penebangan hutan mengarah pada degradasi hutan skala besar di wilayah tersebut. Diestimasikan wilayah yang ditebangi di Amazon setiap tahunnya bisa melebihi luas hutan yang gundul. Penebangan juga meningkatkan secara signifikan kemungkinan lahan hutan pada akhirnya akan dibuka untuk kegunaan lain, termasuk pertanian skala kecil, peternakan industri, atau ladang rumput untuk ternak. Bahkan, penebangan seringkali mensubsidi aktifitas pembangunan berikut-berikutnya.

Perkebunan

Hutan hujan Amazon kadang dibuka juga untuk pendirian pabrik bubur kertas dan kertas, kayu, dan produksi fiber. Di tahun 2006, perusahaan Brazil menanam 627.000 hektar pabrik industri hutan, sebuah peningkatan sebesar 13% dari tahun 2005.

Pertambangan

Pertambangan di Amazon Brazil saat ini menyebabkan penggundulan hutan terbatas akibat diambilnya tindakan keras pada penambang tidak resmi yang dikenal sebagai garimpeiros. Industri besi gubal mungkin memiliki peran terbesar sebagai penggerak penggundulan hutan di bidang pertambangan dengan mengkonsumsi kayu untuk menghasilkan arang sebagai bahan bakan produksi baja.

Berburu



Simpanan karbon di lahan hutan yang cocok untuk berbagai tanaman (bawah). Diambil dari Woods Hole Research Institute's Readiness For REDD: A Preliminary Global Assessment Of Tropical Forested Land Suitability For Agriculture
Meski berburu tidak menyebabkan penggundulan hutan, ini bisa memiliki dampak pada ekologi hutan. Jumlah besar kehidupan liar yang diambil dari Amazon setiap tahunnya – yang lebih banyak digunakan untuk memenuhi permintaan pasar daripada konsumsi lokal – telah menyebabkan “hutan kosong” di beberapa wilayah. Bagian-bagian dan daerah di sekitar tempat penebangan dan penambangan yang umumnya terpengaruh.

Dengan tumbuhnya permintaan dunia akan komoditas pertanian yang diproduksi di Amazon, wilayah ini makin terpengaruh oleh kekeringan, fragmentasi, dan kebakaran hutan, semuanya yang menjadi makin butuk dengan perubahan iklim. Dampak sinergis dari tekanan ini, ditambah dengan munculnya feedstock baru, masuknya pengembangan kelapa sawit, dan ekspansi berkelanjutan dari infrastruktur, memberikan gambaran besar mengenai masa depan Amazon.

Masa depan Amazon

Pasar

Alasan dibukanya lahan di Amazon adalah suatu keterpaksaan: lahan yang murah dan meningkatnya permintaan akan komoditas yang digerakkan oleh gelombang dari Cina dan tumbuhnya ketertarikan pada biofuel. Faktor-faktor tersebut telah menolong Brazil menjadi sebuah superpower di bidang agrikultur – eksportir daging sapi, kapuk, kopi, jus jeruk, kedelai, dan gula terbesar dunia, di luar produk-produk lain – dalam kurun waktu kurang dari satu generasi. Pemilik lahan Amazon telah mengerti nilai lahan mereka berlipat ganda setiap 4-5 tahun di daerah-daerah yang satu dekade lalu berupa hutan hujan alami. Pasar menyebabkan penggundulan hutan dan akan berlanjut di masa depan, walau dua pengembangan dapat mempercepat proses ini: kelapa sawit dan generasi selanjutnya dari biofuel yang berdasarkan pada teknologi etanol selulosid.

Minyak kelapa Amazon


Harga pasar untuk minyak mentah dan minyak sayur dari Januari 2003 hingga Desember 2007. Data diperoleh dari FAOstat dan World Bank. Pertanian potensial untuk kedelai, kelapa, dan tebu di Amazon Brazil (atas).
Pengumuman di Juli tahun 2008 bahwa pihak Pengembangan Lahan Malaysia FELDA akan menetapkan 100.000 hektar (250.000) perkebunan kelapa sawit di Amazon Brazil adalah mengejutkan – 2,3 juta kilometer persegi dari hutan hujan Brazil cocok untuk perkebunan tanaman minyak yang dapat dimakan. Saat ini sedikit minyak kelapa komersil yang diproduksi di daerah tersebut karena tradisi alami petani Brazil dan masalah hama, namun masuknya industri maju produsen Malaysia bisa menjadi sebuah contoh dan dengan cepat meningkatkan keberadaan minyak kelapa sebagai bentuk baru penggunaan lahan. Sebagai bibit minyak yang menghasilkan pasar tertinggi, minyak kelapa sepertinya menawarkan hasil keuangan yang lebih baik daripada peternakan dan perkebunan kedelai dengan mekanisasi, aktifitas agrikultur paling dominan di Amazon Brazil, dan akan memperkerjakan jumlah pekerja yang lebih besar (perkebunan kelapa sawit secara kasar membutuhkan satu pekerja untuk 8-10 hektar, sementara satu koboi dapat mengerjakan 4.000-5.000 ekor ternak yang digembalakan di ratusan hektar lahan). Ekspansi kelapa sawit di Amazon sepertinya akan difasilitasi dengan proyek infrastruktur yang sedang dilakukan di wilayah ini, termasuk pembangunan jalan, ekspansi pelabuhan, dan proyek hidroelektrik baru. Produsen kelapa sawit bisa juga mendapat keuntungan dari “subsidi penebangan” di mana kayu yang dihasilkan dari suatu bidang lahan menolong menutup kerugian dari pembangunan sebuah perkebunan. Sebelum kenaikan harga minyak kelapa baru-baru ini, penebangan telah menjadi elemen kunci dari keuntungan perkebunan kelapa sawit di Asia Tenggara.

Etanol selulosid

Walau etanol selulosid ini belum menjadi sesuatu yang nyata, perusahaan bioteknologi telah mengeluarkan jumlah uang yang besar untuk riset dan pengembangan. Setelah teknologi ini sempurna, Amazon bisa saja menjadi korban awal dari gelombang pengubahan hutan skala besar untuk stok energi baru. Diperkirakan hasil sebesar 70 galon etanol untuk per ton biomass, meratakan hutan hujan menjadi feedstock dapat menghasilkan 15.000 galon etanol seharga 30.000-40.000 dollar per hektar. Satu juta hektar lahan dapat menghasilkan keuntungan 7 milyar dollar. Lahan dapat ditanam kembali dengan feedstock yang tumbuh cepat untuk produksi ke depannya.

Gambaran besar

Berdasarkan pada sejarah, Amazon telah terbukti tahan terhadap perubahan iklim, gangguan manusia dalam skala besar oleh populasi pra Kolumbia, dan beberapa periode kebakaran serta kekeringan ekstrim saat kejadian milenial seperti el Niño. Walau begitu serangan gencar dari tekanan dunia yang mempengaruhi Amazon ini berbeda. Belum pernah sebelumnya wilayah ini mengalami dampak serentak dari hilangnya dan terdegradasinya hutan skala besar, fragmentasi, kebakaran hutan, dan perubahan iklim.

Para peneliti sedang bekerja untuk mengerti mengenai dampak potensial dari perubagan iklim pada hutan hujan terbesar di dunia. Beberapa contoh menunjukkan bahwa beberapa bagian Amazon akan mengalami kenaikan temperatur dan berkurangnya hujan, sementara bagian lain akan mendapat hujan lebih, namun perdebatan ini masih jauh dari selesai jika membahas mengenai ramalan sensitifitas dan responsifitas ekosistem wilayah tersebut terhadap meningkatnya level CO2.



Peta Amazon tahun 2030, menunjukkan kerusakan akibat kekeringan, penebangan, dan pembukaan hutan, diperkirakan iklim 10 tahun terakhir diulang di masa depan. Lihat teks untuk detail lebih jauh. PPT hujan. Peta dari Nepstad et al (2008).
Sedikit yang diketahui mengenai perubahan masa kini di Amazon hanya memunculkan sedikit kenyamanan. Pembukaan lahan besar-besaran yang dibuat oleh ladang rumput ternak dan pertanian kedelai menyerap kelembaban dari bagian-bagian hutan di sekitarnya, sementara angin merobohkan pepohonan, menipiskan kanopi, dan menyebabkan sinar matahari mencapai dasar hutan. Ini mengeringkan dedaunan yang rontok dan membunuh pepohonan. Pohon yang sekarat merontokkan daun dan batang-batangnya, menciptakan rabuk setinggi lutut yang rawan kebakaran dan membakar hutan yang selamat dari pembukaan lahan untuk pertanian di dekatnya. Meski kebakaran ini kecil, mereka menyebabkan kerusakan yang signifikan pada ekosisten yang tidak tahan api. Tiga kebakaran yang berulang pada periode beberapa tahun dapat melenyapkan keseluruhan hutan.

Saat vegetasi berubah menjadi asap, kapasitas kemampuan regenerasi hujan di hutan berkurang – sebanyak separuh dari kelembaban di beberapa bagian Amazon didaurulang melalui evapotranspirasi. Lebih sedikit pohon berarti lebih sedikit hujan, sementara asap tebal dari kebakaran diketahui menghalangi pembentukan awan dan mengurangi hujan. Efek ini tidak terbatas pada daerah lokal. Penelitian yang dilakukan oleh Roni Avissar dari Duke University menunjukkan bahwa perubahan di Amazon akan memberikan dampak yang lebih luas, dengan penggundulan hutan mempengaruhi turunnya hujan dari Meksiko hingga Texas dan Teluk Meksiko.

Bagaimana perubahan ini akan mempersulit dan mempengaruhi Amazon pada jangka panjang masih belum jelas – beberapa perkiraan mengerikan, dan lainnya tidak begitu. Tapi semuanya memunculkan kekhawatiran bagi mereka yang mencoba melindungi hutan.



Peta kecocokan tanah untuk agrikultur termekanisasi di wilayah Pan-Amazon. Larangan melingkupi lereng (lebih dari 2%), resiko banjir dan tanah yang buruk (ultisol, tanah hidromorfik, pasir, dan litosol). Peta dari Nepstad et al (2008).
Di tahun 2003, sebuah simulasi oleh Peter Cox dan kolega-koleganya di Hadley Center for Climate Prediction and Research menyalakan alarm dan kontroversi saat mereka meramalkan “kematian” signifikan hutan hujan Amazon pada pertengahan abad dan keruntuhan virtual dari ekosistem pada tahun 2100. Ramalan ini, yang dievaluasi hanya pada dampak kenaikan konsentrasi CO2 atmosfer pada temperatur dan hujan di wilayah tersebut, selanjutnya dipudarkan oleh contoh-contoh, meramalkan hasil yang lebih dipercepat akibat interaksi dari iklim dan perubahan penggunaan lahan. Sebuah penelitian yang dikeluarkan awal tahun ini oleh Daniel Nepstad dan kolega-koleganya meramalkan bahwa 55 persen hutan Amazon akan “dibuka, ditebangi, rusak karena kekeringan, atau terbakar” dalam 20 tahun ke depan jika penggundulan hutan, kebakaran hutan, dan tren iklim terus bertambah cepat. Kerusakan akan melepaskan 15-26 milyar ton karbon ke atmosfer, menambah siklus balik yang akan memperburuk pemanasan dan degradasi hutan di wilayah tersebut. Penuh kekhawatiran, Nepstad mengatakan bahwa skenario ini konservatif – hilangnya hutan dan emisi dapat menyebabkan jauh lebih buruk.

Nepstad dan ilmuwan lain menunjuk kekeringan di tahun 2005 sebagai arah di mana Amazon sedang menuju. Kekeringan itu, yang baru-baru ini lebih dihubungkan pada pemanasan di Atlantik dari pada El Niño, adalah yang terburuk dalam ingatan. Setelah sungai-sungai mengering, masyarakat terpencil akan terisolasi dan perniagaan akan melambat hingga berhenti. Ribuan kilometer persegi lahan yang terbakar bulanan, melepaskan lebih dari 100 juta ton kubik karbon ke atmosfer.

Meski tampaknya tak terhindarkan untuk Amazon terbakar, diubah menjadi ladang rumput ternak dan pertanian kedelai, atau diubah menjadi savana akibat perubahan iklim, kecenderungan yang muncul menunjukkan bahwa ada alasan untuk percaya bahwa Amazon dapat terhindar dari yang terburuk. Di masa depan yang didasari oleh ketidakpastian akan gambaran dampak pemanasan global dan perubahan besar di ekonomi internasional, adalah para penggerak yang sama-lah yang memegang kunci penyelamatan Amazon.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar